NASIONAL, detikPerkara – Film Budi Pekerti Andragogy 2023 semakin membuka wawasan tentang bagaimana mudahnya netizen terprovokasi di dunia maya, Bahwa sering terjadinya sebuah miskomunikasi personal dapat berkembang menjadi sebuah masalah sosial dan pihak yang tidak terlibat secara sukarela melibatkan diri menghakimi pihak yang dianggap bersalah.

Mahasiswa S3 Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Universitas Airlangga (UNAIR), Helena Oktavianne, SH menjelaskan, bagi orang yang mengalami fitnah di dunia maya karena hoax yang beredar, akan mengalami dampak psikologis yang serius seperti depresi, kecemasan, stres, merasa tidak berdaya, bahkan indikasi untuk melakukan bunuh diri.

“Korban fitnah hoax menjadi rentan terhadap tindakan kekerasan online atau Cyberbullying” terang Helena yang pernah menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Pandeglang itu.

Helena menambahkan, bahwa Cyberbullying bisa dibilang merupakan perilaku yang disengaja untuk menyakiti orang yang dianggap bersalah, Padahal bisa jadi bersalahnya orang tersebut karena by design atau dibuat-buat.

“Jika memang ada pihak yang dengan sengaja memproduksi hoax demi keuntungan pribadi atau kelompoknya. Cirinya adalah muatan konten yang tidak berimbang maka mari kita bijak bermedia sosial, sehingga kita mengetahui perkara yang sebenarnya agar tidak ikut terprovokasi berita-berita yang belum tentu benar secara fakta dan kejadian,” ujar Helena Octavianne.

Lebih lanjut dijelaskannya, memang sulit untuk menjadi manusia yang bertanggung jawab saat ini mungkin karena mayoritas sudah terbiasa ikut arus dan enggan buang-buang waktu mengedukasi diri sendiri.

“Saya berharap masih ada netizen yang mau mencari kejelasan dari setiap berita sehingga bijaksana dalam memberikan ulasan atau komentar di media sosial atau media manapun,” pungkasnya.