PANDEGLANG, | detikPerkara – Sejumlah Anggota Kelompok Tani mengaku tidak pernah dilibatkan dalam Musyawarah untuk mencapai kesepakatan bersama pengajuan mesin pemanen padi Combine Harvester.
Namun demikian adanya dugaan keterlibatan Oknum yang memiliki Kedudukan dan Kewenangan untuk mencari keuntungan pribadi sehingga tanpa musyawarah mufakat bersama anggota kelompok alat mesin pertanian diberikan kepada penerima yang berwadah kelompok tani sehingga dapat disimpulkan bahwa bantuan hanya untuk pribadi yang sisa hasil usahanya tidak dinikmati oleh para anggota kelompok tani.
Hasil penelusuran wartawan dilapangan bantuan alat mesin pertanian tidak lagi mementingkan kepentingan anggota kelompok dan hanya dinikmati para pengurus, Hal tersebut diketahui dari pengelolaan yang tanpa melibatkan anggota.
“Kami tidak tahu dalam pengusulan, apalagi informasinya bantuan POKIR DPRD berupa alat mesin pertanian Combine yang diberikan kepada Kelompok Tani anggota hanya dimanfaatkan, sebab realitanya hasil usaha dari penggarapan Combine dikelola tidak secara transparan,” papar salah satu anggota kelompok tani di Pandeglang yang namanya enggan dipublikasikan.
Sementara itu saat dikonfirmasi, Ketua Kelompok Tani (Poktan) inisial DO membernarkan bahwa sebagian anggota kelompok tani tidak dilibatkan dalam musyawarah pengusulan alat mesin pertanian Combine.
“Memang benar pa sebagian dari anggota kelompok kami tidak ajak musyawarah sebab mereka menolak dengan alasan jika ada Combine akan mengurangi lapangan pekerjaan apalagi di wilayah ini sempat ada gerakan aksi demo terkait adanya alat Combine tersebut dan alasan itulah yang jadi penyebabnya,” ucap DO Poktan di wilayah Kabupaten Pandeglang selaku penerima bantuan alat mesin pertanian Combine.
Lebih lanjut dijelaskan DO ketika ditanya dari mana sumber bantuan alat mesin pertanian Combine? Bantuan itu dari Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang melalui Pokir Dewan.
“Bantuan ini dari Dewan pak, melalui Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang informasinya anggaran Pokir,” pungkas DO.